Jumat, 17 Mei 2013

Lin Zexu,(林则徐), Anti-Drug Hero., Tokoh Anti Narkoba



LinZexu, 林则徐



Atau baca artikel ini di     blog Lin Zexu.

Nama penghargaan /  gelar pahlawannya adalah  Lin Tse-Hsu , 30 Agustus 1785- 22 November  1850, nama lain Yuanfu. Adalah sarjana beasiswa dari China, dan bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Dinasti  Qing. Dia sangat terkenal karena dia adalah sosok dengan  karakter yang bersih, moral yang baik, tidak tergoyahka n oleh iming-iming  harta dan benda untuk KKN, padahal waktu itu Dinasti Qing  terkenal sebagai dinasti dengan pemerintahan yg korup, selain itu Lin juga terkenal karena perjuangannnya yang gigih terhadap opium, khususnya perdangan opium di GuangZhou. Meskipun konsumsi non medis pertama diperbolehkan pada saat pemerintahan oleh Raja China yaitu Raja Yongzheng pada tahun 1729. Tetapi pada tahun 1830, perkembangan ekonomi, sosial dan moral di china mengalami kerusakan berat karena pengaruh masuknya opium dr British dan pedagang opium asing lainnya yang juga tinggal di pusat kota.  Perjuangan Lin menentang perdagangan opium ini atas dasar moral dan kemanusiaan. Dan merupakan penyebab utama dari terjadinya Perang Opium 1 (1839-42). Karena gigihnya perjuangan Lin, maka Lin dikenal dan dijadikan simbol teladan oleh pemerintah dan masyarakt modern China sebagai pahlawan anti narkotika dan pahlawan anti imperialisme barat.

Awal Hidup dan Karir
Lin dilahirkan di Houguan (侯官; modern Fuzhou, Fujian), 1811, dia menerima gelar ” jinshi” dari ujian negra, dan ditahun yg sama dia ditunjuk menjadi  angggota “Dewan Hanlin ”, Dewan Hanlin sendiri mulai terbentu sejak abad ke 18, yaitu pada masa Dinasti Tang, dimana anggotanya adalah sekelompok elit dari para sarjana , tugas utamanya adalah untuk mengatur administrasi dan literatur negara. Kelompok ini juga menjadi  kelompok penyusun ujian negara, dimana ujian negara menjadi syarat bagi seorang birokrat untuk dapat memperoleh kenaikan jabatan.
Lin menjadi pejabat pemerintahan di tingkat provinsi, sampai pada akhirnya dia menjabat sebagai Gubernur Jendral di Hunan dan Hubei  pada 1837, dimana dia mengobarkan pergerakan anti perdangan opium.

Pergerakan Melawan Opium
Sementara permintaan akan teh terus meningkat, dan impor produk dari British  menurun,    dan  dikarenakan pembayaran yang hanya diterima oleh pihak  China adalah hanya tail perak (bukan emas), maka  hal itu menyebabkan defisit perdangan yang besar.  Usaha untuk negosiasi dengan pihak pasar di China telah dilakukan oleh pihak British (Macartney pada 1792), Belanda (Van Braam pada  1794), Rusia (Golovkin pada 1805), dan British lagi (pada 1816), tetapi semua usaha  tersebut membuahkan kegagaglan. Tahun 1817, British dengan perdagangan gelap narkotika , yaitu opium dr India, dipakai sebagai jalan untuk mengembalikan defisit perdagangan di China dan pada akhirnya dapat meraup keuntungan besar , akhirnya juga sebagai cara untuk menutup kerugian defisit  kolononial British di India. Kerajaaan Qing pada mulanya mengijinkan masuknya opium dikarenakan hal tersebut mempengaruhi kebijakan pajak  tidak langsung yang dikenakan ke pihak China, sebagai kompensasi , pihak British akan meningkatkan impor teh dari China  dua kali lipat sehingga dengan demikian monopoli sektor teh dikuasai pihak Kerjaan China, tentunya dengan monopoli teh tersebut, keuntungan mutlak  diperoleh Kerajaan Qing dan para pedagang-pedagang teh.
Tahun 1820, penanaman teh mulai dilakukan oleh koloni di India dan Afrika, sedangkan di China terjadi peningkatan kebutuhan konsumsi akan opium,  , hal itu semata mata dikarenakan mengejar keuntungan Dinasti Qing, dimana Kerajaan Qing sedang membutuhkan banyak dana utk pembiayaan perlawanan terhadap pemberontakan-pemberontakan  negara yang marak terjadi di dalam negri China saat itu.

Pembesar di GuanDong memulai usaha menghambat perdagangan opium ini , tetapi karena besarnya aliran jumlah suplai opium, luasnya garis pantai sepanjang China Selatan sebagai pintu masuk opium,  dan korupsi yg terjadi pada kerajaan Qing (terutama adalah angkatan laut Qing sendiri sebagai penjaga batas pantai malah menjadi penyelundupan terbesar  opium sendiri)

Raja muda Qing saat itu, Raja DaoGuang merupakan raja ke delapan dari Dinasti Mancu-Qing, dan menjadi raja ke 6 dari kerajaan Qing yg memerintah di China, kepemimpinannya  dipenuhi dengan musibah dr luar dan pemberontakan dalam negri, menurut sejarahwan Jonathan Spence , DaoGuang memiliki karakter yang “ baik hati “ tetapi merupakan orang yg “tidak efektif”. Opium  mulai memasuki china sejak kempemimpinan kakeknya Raja YongZhen tetapi dibatasi sampai hanya 200 chest per tahun ( chest = peti kemas yg dibawa dlm berlayar, ukuran jumlah isi dan besar peti , tergantung kasus produk masing masing), waktu kepemimpinan raja QianLong jumlah naik menjadi 1000 per tahun dan sewaktu raja JiaQing naik menjadi 4000 per tahun dan sewaktu jaman DaoGuang ini naik menjadi 30.000 chest per tahun.













“Zhezou” (surat resmi negara) juga sudah dikeluarkan oleh Huang JueZi (sarjana pemerintahan yg juga anti narkoba), ditujukan ke Raja muda DaoGuang, untuk mengadakan penelitian dan penghitungan mengenai skala besar perdagangan opium ini dan menggerakkan pembatasan perdagangan opium.
Seorang  birokrat handal dan memiliki standar moral yang tinggi, yaitu Lin Zexu, dikirim ke GuangDong sebagai komisaris kerajaan  pada tahun 1838 untuk mengatasi permasalahan impor ilegal opium oleh pihak British, penunjukkan ini sebenarnya sudah terlambat. Dia  tiba pada Maret 1839 dan membuat dampak besar pada pembatasan perdagangan opium beberpa bulan setelahnya. Dia menangkap 1700 penjual opium berkebangssan China dan menyita 70.000 batang pipa opium. Dia menghimbau agar perusahaan asing mengganti gudang-gudang  penyimpanan opium  menjadi area untuk penyimpanan teh, tapi usahanya ini gagal, dan kemudian Lin berusaha menggunakan hukum dalam menangani pedagang asing ini.
Dalam waktu 1,5 bulan , perusahaan – perusahaan asing suplier opium ini akhirnya menyerah, yaitu setelah sebelumnya terjadi penangkapaan atas 1.200 ton opium.  Pada tangga 3 Juni 1839, 500 orang pekerja dikerahkan selama 23 hari untuk menhamcurkan barang haram tsb. Mencampur opium dengan limun dan garam dan kemudian melemparnya ke laut, diluar kota Humen, tanggal 26 Juni  , dikarenakan memperingati dan menghormati perjuangan Lin ini, maka tgl 26 Jun diperingati sebagai Hari Internasional Anti Penyalahgunaan Narkoba dan Perdagangan Gelap (penyelundupan).
Pada 1839, Lin menulis surat negara ke Ratu Victoria, dengan bentuk surat terbuka dan dipublikasikan di Canton, membujuk Ratu Victoria untuk menghentikan perdagangan opium. Isi surat ini sarat dengan konsep Konfusius mengenai aspek moral dan spiritual. Garis beasr yg ingin disampaikan adalah bahwa China mengirimkan barang ke British dengan barang2 yg mempunyai nilai seperti teh, porselen, bumbu-bumbu dan sutra, sementara mengapai  British mengirimkan racun sebagai timbal baliknya. Dia menyebut bahwa Babarians (sebuah panggilan kepada pedagang barat) bahwa keinginannya supaya Ratu Victoria dapat bertindak  berbelas kasih dan membantu upayanya.

“We find that your country is sixty or seventy thousand li from China. Yet there are barbarian ships that strive to come here for trade for the purpose of making a great profit. The wealth of China is used to profit the barbarians. That is to say, the great profit made by barbarians is all taken from the rightful share of China. By what right do they then in return use the poisonous drug to injure the Chinese people? Even though the barbarians may not necessarily intend to do us harm, yet in coveting profit to an extreme, they have no regard for injuring others. Let us ask, where is your conscience?”

Surat negara tersebut ternyata dihalangi untuk sampai ke tangan Ratu Victoria, oleh para pedagang kapal, dimana pada waktu itu British menyerang kerajaan Qing sebelum surat itu dapat ditinjaklanjuti oleh Ratu Victoria.  Hal itu dikemudian hari baru terungkap dalam surat kabar The Times.

Perang terbuka antara China dan British dimulai sejak 1839, sebuah pertempuran angkatan laut pada musim gugur tahun 1839 telah terjadi, merupakan sikap politik menindaklanjuti surat negara mengenai opium dari Lin tersebut .  Ternyata respon pertama dari surat itu adalah perang, yang kemudian akan diingat sebagai "Perang Opium Pertaman". Kapten Charles Elliot  di pihak British, dan Komisaris Tinggi, Lin Zexu, di pihak China,  sama sama membuat larangan untuk seluruh perdagangan  / menutup seluruh jalur perdagangan antara  China – British (trade banned).
Sebelum ini, Lin telah menekan pemerintah Portugis di Macau, sehingga Inggris menemukan diri mereka tanpa  perlindungan sama sekali, kecuali berlindung ke pulau yang dinamakan Hongkong.
Pembuangan di Xinjiang
Lin membuat persiapan yang signifikan untuk perang terhadap kemungkinan invasi British. British berlayar ke utara untuk menyerang Jiangsu dan Zhejiang. Para gubernur kedua provinsi ini gagal mengindahkan peringatan dari Lin, bagaimanapun, dan tidak siap ketika British dengan mudah mendarat dan menduduki Dinghai. Karena kekalahan ini, dan juga karena perilaku intrinsik struktur politik kekaisaran China khususnya Dinasti Qing, Lin disebut-sebut sebagai kambing hitam atas kerugian tersebut. Posisinya kemudian diberikan kepada Qishan pada bulan September 1840. Sebagai hukuman atas kegagalan itu, Lin diasingkan ke  daerah terpencil di Xinjiang, I li. Pemerintah Qing akhirnya mengangkat Lin menjadi staf negara mengurusi kebajikan kuno / purba, namun, dan pada tahun 1845 ia diangkat sebagai gubernur jenderal Shaanxi-Gansu (Shaan-Gan). Pada 1847 ia menjadi gubernur jenderal Yunnan-Guizhou (Yun-Gui). Tapi posisi  ini kurang bergengsi dibanding posisi sebelumnya di Canton, dan karirnya tidak sepenuhnya pulih dari kegagalan di canton waktu itu. 

Sementara di Xinjiang, Lin adalah sarjana China pertama di Xinjiang yg melakukan pencatatatan aspek budaya Muslim di sana. Pada tahun 1850 ia mencatat dalam sebuah puisi bahwa Muslim di Ili tidak . [20]menyembah berhala, tetapi membungkuk dan berdoa kepada makam dihiasi dengan tiang yang memiliki ekor sapi dan kuda yang menyertainya. Ini adalah praktek kepercayaan setempat,  dimana mendirikan  tiang yg disebut tugh, tapi ini tercatat penampilan pertama dalam tulisan-tulisan dalam bahasa China. Dia juga mencatat beberapa cerita lisan Kazakh, suatu kisah kepercayaan tentang kambing hijau dari danau yang dengan penampilannya merupakan pertanda hujan es atau hujan.

 Kematian dan Peninggalan
Lin meninggal pada 1850 saat dalam perjalanan ke Guangxi, di mana Raja Qing mengirim dia untuk membantu memadamkan Pemberontakan Taiping. Lin sebenarnya menentang perdagangan terbuka / bebas di Cina, tetapi merasa membutuhkan pengetahuan yang lebih baik dari dunia luar / orang asing, hal itu dikarenakan karena keinginannya untuk mengumpulkan banyak bahan mengenai geografi dunia. Dia kemudian memberikan materi geografinya  ke Wei Yuan, seorang sarjana China juga yg waktu itu menjabat sebagai Dewan Hanlin, kemudian pada tahun 1844, menerbitkan sebuah risalah Ilustrasi Kerajaan Maritim ( , HaiguoTuzhi).

Tanggal 3 Juni, tanggal ketika Lin menyita ribuan peti opium, diperingati sebagai Hakekalahan perang ri Anti-Rokok di Republik China (Taiwan). Di Manhattan Chatham Square, NewYork  ,  di Chinatown, juga dibangun patung Lin,  memperingati perjuangan awal terhadap penggunaan narkoba. Meskipun perang melawan obat dengan beberapa keberhasilan awal, penangkapan 1.700 penjual opium dan menghancuran 1.200 ton opium, tetapi pada akhirnya setelah mengalami kekalahan perang, maka dia dijadikan kambing hitam dan diasingkan, seolah-olah  adalah tindakan yang mengarah suatu bentuk pembalasan British, dan akhirnya gagal membendung impor opium ke China.  Meskipun demikian, Lin Zexu populer dipandang sebagai pahlawan yang berkepribadian hebat dan jiwa nasionalisme yg kuat, patungnya banyak didirikan / diabadikan di berbagai lokasi di seluruh dunia.

Meskipun pada waktu itu terdapat pertentangan antara China dan British, ahli kebudayaan China, Herbert Giles, yang aktif pada akhir abad ke-19 dan merupakan co-pencipta Wade-Giles transliterasi (pemberian nama nama penghargaan pada tokoh tokoh yang telah tiada), tetap memuji dan mengagumi Lin. "Dia adalah seorang sarjana yang baik, seorang pejabat yang adil dan penuh belas kasihan dan seorang patriot sejati. " Sebuah patung lilin dari Lin juga muncul di museum lilin Madame Tussauds di London.

Baru-baru ini, Lin Zexu telah muncul sebagai karakter dalam “River of Smoke”, novel kedua dalam trilogi Ibis yang ditulis oleh Amitav Ghosh , penulis novel bahasa Inggris terkenal, berkebangsaan India, yang mengambil Perang Opium sebagai setting-nya untuk memberi cahaya baru pada sejarah yang jauh-ditekan sekaligus menawarkan kritik kontemporer globalisasi .Novel ini berlangsung di 1838-1839, selama waktu Komisaris Lin tiba di Kanton dan ketegangan meningkat antara orang asing barat dan pejabat China..

Periode ini juga telah diperiksa dan dipublikasikan oleh Timothy Mo melalui  novel  An Possession Insular, yang membahas kelahiran Hong Kong dalam konteks Perang Opium. Timothy Mo  sendiri adalah seorang penulis keturunan Barat –China, dimana ibunya adalah seorang barat dan ayahnya seorang China, dimana dia lahir dan hidup di Hongkong , kemudian pada umur 10 tahun dia pindah ke British untuk melanjutkan sekolah.

Pengaruh

Meskipun tidak terlihat hingga memasuki abad ke-20, Lin sekarang dipandang sebagai pahlawan nasional dalam budaya China, tiga film telah dibuat pada perannya dalam Perang Opium sehingga sekarang dia adalah salah satu simbol perlawanan China modern terhadap imperialisme Eropa.


Sumber:  http://en.wikipedia.org/wiki/Lin_Zexu
              Terjemahan ke bahasa Indonesia by Long Xin , 2013
Gambar: dari berbagai situs
Letter to Queen Victoria: http://academic.brooklyn.cuny.edu/core9/phalsall/texts/com-lin.html

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Wahhh mantab gan artikelnya.... salut banget ama Tuan.Lin,,,,

Ditunggu lagi gan, contoh contoh mantabnya....

say no to drugs broooo....pisss