Jumat, 05 Juli 2013

KISAH NYATA BEREBUT CINTA DENGAN BANDAR NARKOBA

Masyarakat  Indonesia mengenalnya sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ronny Pattinasarany mengawali kariernya sebagai pemain sepakbola pada 1970 saat terpilih sebagai anggota tim PSSI Yunior ke Manila. Laki-laki kelahiran Makassar, 9 Februari 1949 ini sebelum menjadi pemain profesional, sempat dibesarkan di PSM Yunior. Dia hampir selalu dipercaya menjadi anggota tim nasional selama kurun waktu 1979-1985. Ronny adalah pemain All Star Asia, olahragawan terbaik Indonesia. Medali perak SEA Games pernah dia sumbangkan untuk Tim Merah Putih. Dari sepakbola, Ronny mendapatkan segalanya, termasuk uang. Menikah dengan Stella Maria, pasangan ini dikaruniai tiga orang anak (dua laki-laki dan satu perempuan), masing-masing Robenno Pattrick (Benny), Henry Jacques (Yerry), dan Tresita Diana.
Namun, di balik kesuksesannya di dunia persepakbolaan, Ronny memiliki kenangan buruk tersendiri menyangkut dua anak laki-lakinya. Kesibukannya mengurus sepakbola membuat waktunya untuk keluarga berkurang. Akibat kurang perhatian, kedua putranya pun terlibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Mereka kecanduan narkoba mulai dari yang ringan hingga yang paling berat (putau).
Adalah putra kedua Ronny, Henry Jacques (Yerry), yang pertama kali kecanduan narkoba. Yerry mengenal dan mengakrabi barang haram itu (putau) saat masih duduk di kelas satu SMP. Ketika itu Ronny berdomisili di Gresik, karena tugasnya sebagai pelatih Petrokimia Gresik.
Atas saran para sahabatnya, Ronny membawa Yerry ke dokter tenar di bidang rehabilitasi kecanduan narkotika di Jakarta. Dokter Al Bachri Husin dan Prof. dr. Dadang Hawari menjadi pilihan Ronny. Hasilnya lumayan memuaskan, Yerry tidak sakaw lagi. Namun, kisah Ronny melawan narkotika tidak berhenti sampai di situ.
Beberapa bulan kemudian, Yerry kambuh. Kenyataan ini membuat batin Ronny benar-benar terpukul. Dia merasa bahwa Yerry tidak akan sembuh jika dia tidak mendampinginya.Tahun 1985, disebut Ronny, sebagai tahun bagi dirinya untuk melawan narkoba. Pada tahun itu, dia mengambil keputusan yang sangat berat dalam perjalanan kariernya sebagai pemain dan pelatih sepakbola. "Saya dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, sepakbola atau menyelamatkan anak. Saya pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sepakbola, kembali ke Jakarta meskipun pada saat itu saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan," ungkap Ronny.Keputusan seperti itu tentu saja mengejutkan sang istri, Stella. "Saya benar-benar kaget dan tidak siap menghadapi peristiwa seperti itu," katanya.
Ronny menguatkan sang istri agar tegar menghadapi cobaan ini. "Mama juga jangan malu. Ini musibah. Mungkin kita sedang ditegur Tuhan," kata Ronny kepada Stella. Selama berkarier di sepakbola, Ronny mengaku jauh dari Tuhan. Ternyata, menurut pengakuan Yerry, dia sudah mengenal narkoba sejak masih di kelas enam SD dari seorangpenjual minuman ringan yang membuka warung di depan sekolahnya. Nipam adalah jenis narkoba yang pada mulanya diperkenalkan kepada Yerry.
"Kalau kamu pakai ini akan membuat kamu lebih happy, bahagia," kata Yerry menirukan ucapan sang penjaja minuman. Diberikan secara cuma-cuma, Yerry menerima begitu saja "barang haram" tersebut. "Awalnya saya memang tidak tahu. Setelah itu saya diberi ganja, pil BK, ecstasy,dan putau," ujar Yerry. Narkoba yang pada mulanya diberikan secara gratis itu akhirnya harus ditebus dengan cara membeli manakala Yerry mulai ketagihan.
Ketergantungan Yerry kepada narkoba semakin kuat. Ronny semakin terpukul, apalagi kalau melihat Yerry sedang sakaw (ingin mengonsumsi narkoba). "Kalau tengah malam dia sakaw, dan saya tidak punya uang, saya peluk dia semalaman. Paginya saya cari pinjaman untuk beli narkoba."
Ronny memang sering tidak tega. Saat Yerry sudah tidak kuat, Ronny bahkan mengantarkan anak tercintanya itu ke bandar narkoba untuk mendapatkan barang berbahaya itu. "Pa.... Yerry nggak kuat," rintih Yerry saat barang itu sudah ada di tangan Ronny dan tidak tahan untuk segera mengonsumsinya. "Tahan ya Yer, paling sepuluh menit lagi," jawab Ronny yang berharap agar Yerry menikmati narkoba itu di rumah. Tidak tega melihat anaknya terus merintih, Ronny akhirnya membiarkan Yerry mengonsumsi putaudi tengah perjalanan.
Ronny tidak punya pilihan lain. Perbedaan antara rasa kasih sayang terhadap anak dan mencelakakan anak menjadi begitu sangat tipis. "Di satu sisi saya ingin membantu agar anak tidak kesakitan, tapi di sisi lain, pelan pelan saya sebenarnya membunuh anak saya sendiri.
Ini pilihan yang amat sulit. Tapi biarlah Tuhan yang tahu," kata Ronny dengan mata berkaca-kaca. Ronny juga pernah harus menahan malu dan pedih ketika dia dan Yerry diteriaki "mating" ketika datang ke sekolah Yerry. Pasalnya teman-teman sekolah menuduh Yerry mencuri uang salah seorang murid. Ronny yang pada saat itu sedang menganggur, sering menjual barangnya untuk membeli putau bagi anaknya. "Saya tidak tega melihat anak-anak tersiksa. Saya sampai utang sana-sini untuk membeli putau," papar Ronny. Itulah cara yang diyakini Ronny bisa untuk membimbing Yerry kembali ke jalan yang benar. Tidak mudah memang, sebab Yerry berkali-kali jatuh ke lubang yang sama. Setelah "sembuh", godaan untuk memakai lagi begitu kuat.



Karena ulah Yerry yang semakin sulit dikendalikan,Ronny minta kepada anak pertamanya, Robennd Pattrick (Benny) untuk menjaga sang adik. Belakangan, Benny ternyata "setali tiga uang" dengan Yerry. Ketika duduk dibangku SMP, Benny diam-diam juga sudah mengonsumsi narkoba setelah teman-teman di sekolahnya menawarkan zat berbahaya itu. "Pakai deh, pokokriya enak banget. Kalau nggak pakai, kamu bukan anak gaul," begitu iming-iming yang disampaikan teman-temannya kepada Benny.
Suatu ketika saat sakaw, Benny malah pernah minta narkoba ke adiknya. Permintaannya ditolak Yerry. Dengan berbagai cara, Benny membujuk Yerry. "Sudahlah jangan khawatir. pokoknya beres. Papa pasti membantu memberikan uang." kata Benny yang kemudian membuat Yerry takluk.
Sejak itu, mereka pun mengonsumsi narkoba bersama-sama. Benny mengibaratkan dirinya yang dipercaya untuk menjaga Yerry sebagai "malaikat sekaligus iblis. " Benny malah lebih parah ketimbang adiknya, karena memakai narkoba di luar rumah. Dia kerap tidak pulang dan menginap di rumah bandar narkoba. Jika sakaw datang, Yerry dan Benny selalu memaksa minta uang kepada orangtuanya untuk membeli putau. Kalau tidak diberi,mereka sering kali mencuri barang milik orangtuanya.
Karena suka mencuri, Benny dan Yerry sering dikucilkan oleh keluarga besar Ronny dan Stella. Itu diakui Yerry dan Benny.
"Pokoknya kunci dan model gembok apa saja yang dipakai Mama untuk menyimpan uang, bisa kami bongkar. Uang yang paling aman yang tidak bisa kami curi adalah yang masih disimpan di kantong Mama," kata Benny. Karena tidak ada uang, sementara mereka sedang sakaw, suatu hari Benny dan Yerry nekat membuka garage sale dengan menjual barang apa saja milik orangtuanya.
Saat itu Ronny dan Stella sedang ke luar kota. Medali olah-raga, cincin kawin, barang antik milik Ronny dan Stella mereka obral habis-habisan. Bahkan, "Rice cooker yang masih ada nasinya kami jual," kata Benny. Dari aksi "great sale" itu, mereka Mendapatkan uang "cuma" 5 juta. Setelah itu hampir sebulan mereka tidak pulang. Benny dan Yerry waktu itu lebih sering tidur dirumah bandar.
Ronny dan Stella juga kerap minta Tresita Diana, adik Benny dan Yerry, untuk menjaga kakak-kakaknya. Tapi Tresita malah jadi bulan-bulanan sang kakak. "Saya malah dibentak-bentak dan diminta tinggal dirumah lalu dikunci dari luar," katanya.
Diperlakukan seperti itu, Tresita bisa memahami, sebab Bagaimanapun juga kakak-kakaknya sebenarnya adalah orang baik. Mereka melakukan perbuatan seperti itu, karena terpaksa. Situasi dan tuntutan untuk menetralisasi kecanduan pada narkobalah yang membuat Benny dan Yerry memperlakukan dirinya seperti itu. "Saya tahu, kakak-kakak sebenarnya nggak having fun,"katanya.
Apa yang dikatakan Tresita benar adanya. Yerry berterus terang, "Saya nggak mau seperti itu (kecanduan narkoba)," katanya. Oleh sebab itu pada suatu hari, dia mencoba bunuh diri dengan minum racun serangga. Dia melakukannya diam-diam di kamar. Dia melakukan itu semua dengan kesadaran penuh, "Sebab lebih baik saya tidak ada di dunia ini daripada menyusahkan orang lain, terutama Papa dan Mama," ujar Yerry. Yerry pun sudah menyiapkan surat "wasiat" buat Ronny Pattinasarany. Intinya, jauh lebih baik dia mati daripada hidup tapi menyusahkan orang lain. "Kalau saya mati, jangan salahkan Mama," begitu antara lain isi surat Yerry.
Pagi hari, meskipun sudah menenggak racun serangga, Yerry tetap terjaga. Dia merasa dirinya sudah mati dan berada di dunia lain, namun yang aneh, mengapa posisinya masih berada di dalam kamar. "Tuhan rupanya masih menghendaki saya hidup," katanya.
Sang kakak, Benny, mengaku juga sudah frustrasi dengan lembaran kehidupannya yang hitam. Dia menyadari berlari ke narkoba ternyata bukan solusi untuk menyelesaikan masalah putus cinta sewaktu di kelas tiga SMA.
Ronny sendiri, meskipun beban yang ditanggung sangat berat, dia tidak mau menyalahkan anak-anaknya. Dia tetap merawat putranya dengan penuh kasih dan cinta.Saat mengantarkan anaknya membeli narkoba dirumah bandar, dalam pikirannya sering dia berniat untuk membunuh bandar narkoba. Namun saat niat buruk itu datang, Tuhan menegurnya. "Ngapain ngurusin bandar,jauh lebih baik ngurusin anak. Saya berusaha berebut kasih sayang dengan bandar," katanya.
Ronny yang gemar bermain musik itu menyimpulkan musibah yang dia alami sebagai teguran dari Tuhan. Selama berkarier di sepakbola, dia merasa jauh dari Tuhan.Ronny lalu mulai memperbaiki kehidupan rohaninya. Suatu saat, dia dikenalkan dengan seorang pendeta oleh rekannya. Pendeta tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi kedua anaknya untuk sembuh. Kasih sayang yang diberikan kedua orangtuanya, dan petuah dari pendeta membuat Yerry berangsur lepas dari jeratan narkoba. Benny pun akhirnya mengikuti jejak sang adik.
Perjuangan berat Ronny untuk melepaskan kedua anaknya dari pengaruh narkoba membuatnya tergerak untuk membagi pengalamannya pada orangtua yang mengalami masalah serupa. Bersama kedua anaknya, dia sering menjadi pembicara dalam diskusi mengenai narkotika. Pengalaman Ronny itu bahkan telah dibukukan berjudul Dan, Kedua Anakku Sembuh dari Ketergantungan Narkoba.
Ronny bercita-cita untuk memiliki yayasan yang khusus memberikan bantuan kepada korban narkotika. "Orang yang kecanduan narkotika jangan dimusuhi. Dia harus disayangi agar bisa sembuh. Jika itu menimpa kepada anak kita, Bagaimanapun nakalnya mereka. kita tidak boleh malu. Kewajiban orangtua untuk mengurus dan mendidik anak, sebab mereka adalah titipan Tuhan," pesan Ronny.
Sayang memang, banyak orangtua yang lalai dalam mendidik dan memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Veronica Colondam dalam bukunya Raising Drug-Free Children mengungkapkan pihak yang paling akhir mengetahui bahwa seseorang menjadi pecandu narkoba adalah orang tuanya sendiri. "Yang pertama kali mengetahui justru teman-temannya," ungkap Veronica.
Fakta tersebut diperoleh aktivis antinarkoba itu setelah dia melakukan penelitian terhadap lebih dari 600 pecandu narkoba. Dalam Kick Andy, Veronica mengungkapkan, para pecandu narkoba rata-rata berusia 15-24 tahun. Sebagian besar atau 6 dari 10 pecandu mengonsumsi narkoba di rumah sendiri.Celakanya, masih menurut Veronica, banyak orangtua yang kemudian "cuci tangan" begitu mengetahui anaknya terlibat narkoba. "Mereka membayar dimuka ke pusat rehabilitasi untuk merawat anaknya. Setelah itu mereka pindah alamat," katanya.
Sebagian besar pecandu narkoba seperti halnya Yerry dan Benny awalnya adalah coba-coba. Indarta dan Andi,pemakai narkoba yang kini dalam proses rehabilitasi, juga mengaku coba-coba. Oleh sebab itu, pesan Indarta yang juga hadir dalam acara Kick Andy, "Jangan coba-coba!" Ya, jangan coba-coba jika tidak mau mati. Simak pengakuan Lido (nama samaran) yang dihadirkan di Kick Andy. Dia adalah bandar narkoba yang kerap memasok barang haram itu ke daerah-daerah, antara lain ke Lombok.
Setiap kali kirim seberat 1-2 kg. Dari sini dia memperoleh keuntungan 5 juta rupiah. Selain pemasok, dia juga pengguna. Berkali-kali polisi berusaha menangkapnya, tapi selalu lolos. "Pernah polisi menembak saya sampai empat kali, tapi selalu tidak kena,"katanya.
Dari mana dia mendapatkan narkoba? Jangan kaget,racun maut itu diperoleh setelah mendapatkan informasi dari kawan-kawan, juga dari polisi setelah mendapatkan barang sitaan.Seperti apa kualitas narkoba yang belakangan ini dikonsumsi para pecandu? Lido menjelaskan, sejak tahun 1999, jenis-jenis narkoba itu sudah dicampur dengan unsur-unsur lain. Memberikan contoh, dia mengatakan, putau sudah dicampur dengan tawas. "Kalau barang ini disuntikkan ke pemakai, pembuluh darahnya bisa pecah danpemakainya bisa langsung meninggal," katanya.
Sementara Benny yang kini bertobat mengingatkan anak-anak muda untuk menghormati orangtua, seperti apa pun keadaan mereka. "Saat kita menghadapi masalah,teman-teman di geng tidak pernah membantu dan mendampingi kita. Yang selalu mendampingi kita adalah orangtua, bukan siapa-siapa," katanya.Sejak tidak lagi menggunakan narkoba, Benny menjadi pemusik untuk lagu-lagu rohani. Dia mengaku telah kehilangan banyak waktu dan kesempatan saat terbuai oleh narkoba. "Saya kehilangan pergaulan, saya kehilangan teman-teman. Itu suatu kehilangan bagi saya," kata Benny.
Sementara Yerry kini menjadi pelayan Tuhan setelah mengikuti Sekolah Alkitab. Ia juga aktif membantu parapecandu narkoba agar bisa sembuh.Sebagai wujud menebus "dosa" terhadap kedua orangtuanya, di akhir acara Kick Andy, Yerry dan Benny membelikan cincin kawin untuk Ronny dan Stella. Yerry dan Benny sadar cincin kawin yang mereka berikan kepada orangtuanya pada acara itu semahal apa pun tidak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan oleh orangtua mereka. Ronny atas seizin Tuhan telah berhasil memperebutkan cinta dengan bandar narkoba atas kedua anaknya.
"Saya tidak rela kehilangan cinta kasih kepada anak-anak saya," katanya. Ronny Pattinasarany kini bisa bernapas lega karena kedua anaknya benar-benar sembuh dari ketergantungan narkoba. Kini dentingan piano dan alunan lagu rohani kerap bergema dari kediaman keluarga Ronny di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat. "Saya merindukan mereka menjadi anak-anak Tuhan," kata Ronny.



Jumat, 17 Mei 2013

Lin Zexu,(林则徐), Anti-Drug Hero., Tokoh Anti Narkoba



LinZexu, 林则徐



Atau baca artikel ini di     blog Lin Zexu.

Nama penghargaan /  gelar pahlawannya adalah  Lin Tse-Hsu , 30 Agustus 1785- 22 November  1850, nama lain Yuanfu. Adalah sarjana beasiswa dari China, dan bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Dinasti  Qing. Dia sangat terkenal karena dia adalah sosok dengan  karakter yang bersih, moral yang baik, tidak tergoyahka n oleh iming-iming  harta dan benda untuk KKN, padahal waktu itu Dinasti Qing  terkenal sebagai dinasti dengan pemerintahan yg korup, selain itu Lin juga terkenal karena perjuangannnya yang gigih terhadap opium, khususnya perdangan opium di GuangZhou. Meskipun konsumsi non medis pertama diperbolehkan pada saat pemerintahan oleh Raja China yaitu Raja Yongzheng pada tahun 1729. Tetapi pada tahun 1830, perkembangan ekonomi, sosial dan moral di china mengalami kerusakan berat karena pengaruh masuknya opium dr British dan pedagang opium asing lainnya yang juga tinggal di pusat kota.  Perjuangan Lin menentang perdagangan opium ini atas dasar moral dan kemanusiaan. Dan merupakan penyebab utama dari terjadinya Perang Opium 1 (1839-42). Karena gigihnya perjuangan Lin, maka Lin dikenal dan dijadikan simbol teladan oleh pemerintah dan masyarakt modern China sebagai pahlawan anti narkotika dan pahlawan anti imperialisme barat.

Awal Hidup dan Karir
Lin dilahirkan di Houguan (侯官; modern Fuzhou, Fujian), 1811, dia menerima gelar ” jinshi” dari ujian negra, dan ditahun yg sama dia ditunjuk menjadi  angggota “Dewan Hanlin ”, Dewan Hanlin sendiri mulai terbentu sejak abad ke 18, yaitu pada masa Dinasti Tang, dimana anggotanya adalah sekelompok elit dari para sarjana , tugas utamanya adalah untuk mengatur administrasi dan literatur negara. Kelompok ini juga menjadi  kelompok penyusun ujian negara, dimana ujian negara menjadi syarat bagi seorang birokrat untuk dapat memperoleh kenaikan jabatan.
Lin menjadi pejabat pemerintahan di tingkat provinsi, sampai pada akhirnya dia menjabat sebagai Gubernur Jendral di Hunan dan Hubei  pada 1837, dimana dia mengobarkan pergerakan anti perdangan opium.

Pergerakan Melawan Opium
Sementara permintaan akan teh terus meningkat, dan impor produk dari British  menurun,    dan  dikarenakan pembayaran yang hanya diterima oleh pihak  China adalah hanya tail perak (bukan emas), maka  hal itu menyebabkan defisit perdangan yang besar.  Usaha untuk negosiasi dengan pihak pasar di China telah dilakukan oleh pihak British (Macartney pada 1792), Belanda (Van Braam pada  1794), Rusia (Golovkin pada 1805), dan British lagi (pada 1816), tetapi semua usaha  tersebut membuahkan kegagaglan. Tahun 1817, British dengan perdagangan gelap narkotika , yaitu opium dr India, dipakai sebagai jalan untuk mengembalikan defisit perdagangan di China dan pada akhirnya dapat meraup keuntungan besar , akhirnya juga sebagai cara untuk menutup kerugian defisit  kolononial British di India. Kerajaaan Qing pada mulanya mengijinkan masuknya opium dikarenakan hal tersebut mempengaruhi kebijakan pajak  tidak langsung yang dikenakan ke pihak China, sebagai kompensasi , pihak British akan meningkatkan impor teh dari China  dua kali lipat sehingga dengan demikian monopoli sektor teh dikuasai pihak Kerjaan China, tentunya dengan monopoli teh tersebut, keuntungan mutlak  diperoleh Kerajaan Qing dan para pedagang-pedagang teh.
Tahun 1820, penanaman teh mulai dilakukan oleh koloni di India dan Afrika, sedangkan di China terjadi peningkatan kebutuhan konsumsi akan opium,  , hal itu semata mata dikarenakan mengejar keuntungan Dinasti Qing, dimana Kerajaan Qing sedang membutuhkan banyak dana utk pembiayaan perlawanan terhadap pemberontakan-pemberontakan  negara yang marak terjadi di dalam negri China saat itu.

Pembesar di GuanDong memulai usaha menghambat perdagangan opium ini , tetapi karena besarnya aliran jumlah suplai opium, luasnya garis pantai sepanjang China Selatan sebagai pintu masuk opium,  dan korupsi yg terjadi pada kerajaan Qing (terutama adalah angkatan laut Qing sendiri sebagai penjaga batas pantai malah menjadi penyelundupan terbesar  opium sendiri)

Raja muda Qing saat itu, Raja DaoGuang merupakan raja ke delapan dari Dinasti Mancu-Qing, dan menjadi raja ke 6 dari kerajaan Qing yg memerintah di China, kepemimpinannya  dipenuhi dengan musibah dr luar dan pemberontakan dalam negri, menurut sejarahwan Jonathan Spence , DaoGuang memiliki karakter yang “ baik hati “ tetapi merupakan orang yg “tidak efektif”. Opium  mulai memasuki china sejak kempemimpinan kakeknya Raja YongZhen tetapi dibatasi sampai hanya 200 chest per tahun ( chest = peti kemas yg dibawa dlm berlayar, ukuran jumlah isi dan besar peti , tergantung kasus produk masing masing), waktu kepemimpinan raja QianLong jumlah naik menjadi 1000 per tahun dan sewaktu raja JiaQing naik menjadi 4000 per tahun dan sewaktu jaman DaoGuang ini naik menjadi 30.000 chest per tahun.













“Zhezou” (surat resmi negara) juga sudah dikeluarkan oleh Huang JueZi (sarjana pemerintahan yg juga anti narkoba), ditujukan ke Raja muda DaoGuang, untuk mengadakan penelitian dan penghitungan mengenai skala besar perdagangan opium ini dan menggerakkan pembatasan perdagangan opium.
Seorang  birokrat handal dan memiliki standar moral yang tinggi, yaitu Lin Zexu, dikirim ke GuangDong sebagai komisaris kerajaan  pada tahun 1838 untuk mengatasi permasalahan impor ilegal opium oleh pihak British, penunjukkan ini sebenarnya sudah terlambat. Dia  tiba pada Maret 1839 dan membuat dampak besar pada pembatasan perdagangan opium beberpa bulan setelahnya. Dia menangkap 1700 penjual opium berkebangssan China dan menyita 70.000 batang pipa opium. Dia menghimbau agar perusahaan asing mengganti gudang-gudang  penyimpanan opium  menjadi area untuk penyimpanan teh, tapi usahanya ini gagal, dan kemudian Lin berusaha menggunakan hukum dalam menangani pedagang asing ini.
Dalam waktu 1,5 bulan , perusahaan – perusahaan asing suplier opium ini akhirnya menyerah, yaitu setelah sebelumnya terjadi penangkapaan atas 1.200 ton opium.  Pada tangga 3 Juni 1839, 500 orang pekerja dikerahkan selama 23 hari untuk menhamcurkan barang haram tsb. Mencampur opium dengan limun dan garam dan kemudian melemparnya ke laut, diluar kota Humen, tanggal 26 Juni  , dikarenakan memperingati dan menghormati perjuangan Lin ini, maka tgl 26 Jun diperingati sebagai Hari Internasional Anti Penyalahgunaan Narkoba dan Perdagangan Gelap (penyelundupan).
Pada 1839, Lin menulis surat negara ke Ratu Victoria, dengan bentuk surat terbuka dan dipublikasikan di Canton, membujuk Ratu Victoria untuk menghentikan perdagangan opium. Isi surat ini sarat dengan konsep Konfusius mengenai aspek moral dan spiritual. Garis beasr yg ingin disampaikan adalah bahwa China mengirimkan barang ke British dengan barang2 yg mempunyai nilai seperti teh, porselen, bumbu-bumbu dan sutra, sementara mengapai  British mengirimkan racun sebagai timbal baliknya. Dia menyebut bahwa Babarians (sebuah panggilan kepada pedagang barat) bahwa keinginannya supaya Ratu Victoria dapat bertindak  berbelas kasih dan membantu upayanya.

“We find that your country is sixty or seventy thousand li from China. Yet there are barbarian ships that strive to come here for trade for the purpose of making a great profit. The wealth of China is used to profit the barbarians. That is to say, the great profit made by barbarians is all taken from the rightful share of China. By what right do they then in return use the poisonous drug to injure the Chinese people? Even though the barbarians may not necessarily intend to do us harm, yet in coveting profit to an extreme, they have no regard for injuring others. Let us ask, where is your conscience?”

Surat negara tersebut ternyata dihalangi untuk sampai ke tangan Ratu Victoria, oleh para pedagang kapal, dimana pada waktu itu British menyerang kerajaan Qing sebelum surat itu dapat ditinjaklanjuti oleh Ratu Victoria.  Hal itu dikemudian hari baru terungkap dalam surat kabar The Times.

Perang terbuka antara China dan British dimulai sejak 1839, sebuah pertempuran angkatan laut pada musim gugur tahun 1839 telah terjadi, merupakan sikap politik menindaklanjuti surat negara mengenai opium dari Lin tersebut .  Ternyata respon pertama dari surat itu adalah perang, yang kemudian akan diingat sebagai "Perang Opium Pertaman". Kapten Charles Elliot  di pihak British, dan Komisaris Tinggi, Lin Zexu, di pihak China,  sama sama membuat larangan untuk seluruh perdagangan  / menutup seluruh jalur perdagangan antara  China – British (trade banned).
Sebelum ini, Lin telah menekan pemerintah Portugis di Macau, sehingga Inggris menemukan diri mereka tanpa  perlindungan sama sekali, kecuali berlindung ke pulau yang dinamakan Hongkong.
Pembuangan di Xinjiang
Lin membuat persiapan yang signifikan untuk perang terhadap kemungkinan invasi British. British berlayar ke utara untuk menyerang Jiangsu dan Zhejiang. Para gubernur kedua provinsi ini gagal mengindahkan peringatan dari Lin, bagaimanapun, dan tidak siap ketika British dengan mudah mendarat dan menduduki Dinghai. Karena kekalahan ini, dan juga karena perilaku intrinsik struktur politik kekaisaran China khususnya Dinasti Qing, Lin disebut-sebut sebagai kambing hitam atas kerugian tersebut. Posisinya kemudian diberikan kepada Qishan pada bulan September 1840. Sebagai hukuman atas kegagalan itu, Lin diasingkan ke  daerah terpencil di Xinjiang, I li. Pemerintah Qing akhirnya mengangkat Lin menjadi staf negara mengurusi kebajikan kuno / purba, namun, dan pada tahun 1845 ia diangkat sebagai gubernur jenderal Shaanxi-Gansu (Shaan-Gan). Pada 1847 ia menjadi gubernur jenderal Yunnan-Guizhou (Yun-Gui). Tapi posisi  ini kurang bergengsi dibanding posisi sebelumnya di Canton, dan karirnya tidak sepenuhnya pulih dari kegagalan di canton waktu itu. 

Sementara di Xinjiang, Lin adalah sarjana China pertama di Xinjiang yg melakukan pencatatatan aspek budaya Muslim di sana. Pada tahun 1850 ia mencatat dalam sebuah puisi bahwa Muslim di Ili tidak . [20]menyembah berhala, tetapi membungkuk dan berdoa kepada makam dihiasi dengan tiang yang memiliki ekor sapi dan kuda yang menyertainya. Ini adalah praktek kepercayaan setempat,  dimana mendirikan  tiang yg disebut tugh, tapi ini tercatat penampilan pertama dalam tulisan-tulisan dalam bahasa China. Dia juga mencatat beberapa cerita lisan Kazakh, suatu kisah kepercayaan tentang kambing hijau dari danau yang dengan penampilannya merupakan pertanda hujan es atau hujan.

 Kematian dan Peninggalan
Lin meninggal pada 1850 saat dalam perjalanan ke Guangxi, di mana Raja Qing mengirim dia untuk membantu memadamkan Pemberontakan Taiping. Lin sebenarnya menentang perdagangan terbuka / bebas di Cina, tetapi merasa membutuhkan pengetahuan yang lebih baik dari dunia luar / orang asing, hal itu dikarenakan karena keinginannya untuk mengumpulkan banyak bahan mengenai geografi dunia. Dia kemudian memberikan materi geografinya  ke Wei Yuan, seorang sarjana China juga yg waktu itu menjabat sebagai Dewan Hanlin, kemudian pada tahun 1844, menerbitkan sebuah risalah Ilustrasi Kerajaan Maritim ( , HaiguoTuzhi).

Tanggal 3 Juni, tanggal ketika Lin menyita ribuan peti opium, diperingati sebagai Hakekalahan perang ri Anti-Rokok di Republik China (Taiwan). Di Manhattan Chatham Square, NewYork  ,  di Chinatown, juga dibangun patung Lin,  memperingati perjuangan awal terhadap penggunaan narkoba. Meskipun perang melawan obat dengan beberapa keberhasilan awal, penangkapan 1.700 penjual opium dan menghancuran 1.200 ton opium, tetapi pada akhirnya setelah mengalami kekalahan perang, maka dia dijadikan kambing hitam dan diasingkan, seolah-olah  adalah tindakan yang mengarah suatu bentuk pembalasan British, dan akhirnya gagal membendung impor opium ke China.  Meskipun demikian, Lin Zexu populer dipandang sebagai pahlawan yang berkepribadian hebat dan jiwa nasionalisme yg kuat, patungnya banyak didirikan / diabadikan di berbagai lokasi di seluruh dunia.

Meskipun pada waktu itu terdapat pertentangan antara China dan British, ahli kebudayaan China, Herbert Giles, yang aktif pada akhir abad ke-19 dan merupakan co-pencipta Wade-Giles transliterasi (pemberian nama nama penghargaan pada tokoh tokoh yang telah tiada), tetap memuji dan mengagumi Lin. "Dia adalah seorang sarjana yang baik, seorang pejabat yang adil dan penuh belas kasihan dan seorang patriot sejati. " Sebuah patung lilin dari Lin juga muncul di museum lilin Madame Tussauds di London.

Baru-baru ini, Lin Zexu telah muncul sebagai karakter dalam “River of Smoke”, novel kedua dalam trilogi Ibis yang ditulis oleh Amitav Ghosh , penulis novel bahasa Inggris terkenal, berkebangsaan India, yang mengambil Perang Opium sebagai setting-nya untuk memberi cahaya baru pada sejarah yang jauh-ditekan sekaligus menawarkan kritik kontemporer globalisasi .Novel ini berlangsung di 1838-1839, selama waktu Komisaris Lin tiba di Kanton dan ketegangan meningkat antara orang asing barat dan pejabat China..

Periode ini juga telah diperiksa dan dipublikasikan oleh Timothy Mo melalui  novel  An Possession Insular, yang membahas kelahiran Hong Kong dalam konteks Perang Opium. Timothy Mo  sendiri adalah seorang penulis keturunan Barat –China, dimana ibunya adalah seorang barat dan ayahnya seorang China, dimana dia lahir dan hidup di Hongkong , kemudian pada umur 10 tahun dia pindah ke British untuk melanjutkan sekolah.

Pengaruh

Meskipun tidak terlihat hingga memasuki abad ke-20, Lin sekarang dipandang sebagai pahlawan nasional dalam budaya China, tiga film telah dibuat pada perannya dalam Perang Opium sehingga sekarang dia adalah salah satu simbol perlawanan China modern terhadap imperialisme Eropa.


Sumber:  http://en.wikipedia.org/wiki/Lin_Zexu
              Terjemahan ke bahasa Indonesia by Long Xin , 2013
Gambar: dari berbagai situs
Letter to Queen Victoria: http://academic.brooklyn.cuny.edu/core9/phalsall/texts/com-lin.html

Rabu, 15 Mei 2013

Born of WASH Community, We hope Blog ini dapat sekuat, sekokoh, setegar Bangunan2 Tembok di China Masa Lampau

W.A.S.H community telah lahir.

Kami Berharap blog ini dapat sekuat, sekokoh, setegar Bangunan2 Tembok di China Masa Lampau


Congrats!!!!!!!!!!!!
Gong Xi Gong Xi!!!
For The Born of  W.A.S.H

Wish U a Great, Usefull, and Success Community ..!!!!!!

hahaha.
hanya pengen menyampaikan aja...
tadi sore saya browsing berbagai foto bangunan tembok / benteng di China..
upssss
amazing..
Ternyata bangunannya masih kokoh, tegar, dan memiliki keindahan arsitektural yang menawan...
kami harap W.A.S.H dapat sekokoh dan seawet... tembok2 or benteng dibawah ini....
Gei Li ...... Gei Li........
Jia You....Jia You..................










Hahahahaha... yg foto diatas barusan, yg ini benteng tapi terletak di Vietnam, gw upload juga karena kokoh juga gan... hehehhehe















And the last......
With Great Honour....
Kami suguhkan,,,,,
Gongxiiiii.... Gonxi......!!!!




Gongxiiiii.... Gonxi......!!!!